statement trading

statement trading
ini adalah hasil live trading EA saya.hasil trading 10% tiap bulan untuk posisi aman, bisa smpe 20-30% untuk posisi spekulasi.jika ada yg berminat contact saya di 085649238006.
Program Affiliate Indowebmaker
InstaForex
gps forex robot

trading free $100 no deposit

DAFTAR ROBO FOREX, GRATIS $15

masukkan kode referal:" ybu " jika keberatan silahkan dikosongin aja

MARKETIVA

MARKETIVA
untuk pendaftaran klik gambar diatas dan untuk mendapatkan kupon silahkan kirim email ke saifudinzuhri32@yahoo.co.id

tempat penukaran uang terpercaya

daftar libertyreserve

SIGNAL FOREX HARI INI


Powered by GainScope.com - Forex

download gratis dapat uang

payooner

ini adalah perusahaan yang menjual produk ksehatan.dengan daftar disini,kita akan dapat kartu kredit payooner gratis langsung di kirim kerumah kita.silahkan mencoba saya sudah mendapatkan kiriman kartu kreditnya.kegunaan kartu kredit tersebut dapat kita gunakan untuk mengaktifkan rekening paypal. silahkan klik dibawah ini.

Jumat, 22 Mei 2009

PENDIDIKAN ISLAM DALAM PEMIKIRAN AL-GHAZALI

Oleh:
M.Saifuddin Zuhri.S.Pd.I

Abu Hmid bin Ahmad Al- Ghazali di lahirkan di Thus [wilayah khurasan] pada tahun 450H /1058M. namanya lebih di kenal dengan sebutan Al-Ghazali . ia mempunyai keahlian berbagai ilmu .baik sebagai filosuf sufi, maupun pendidik , untuk menghidupkan kembali ilmu ilmu agama ia menyusunbeberapa kitab yaaaaang terkenal sampai sekarang ,yang sallah satunya adalah kitab ihyaUlum aldin .
Dengan penyusunan kitab –kitab tersebut iaberupaya untuk membersihkan hati umat islam dari kesesatan ,sekaliguspembelaan terhadap serangan dari luar baik islam maupun Barat
Di dalam pemikirannya Al-ghazalitidak hanya memperlihatkan aspek ahlak semata akan tetapi juga memperhatikan aspek aspek lain , di antaranya aspek keimanan ,akliah ,social jasmani dan lain –lain. Pembahasan tersebut akan diuraikan dengan urusan aspek-aspek pendidikan sebagai berikut:
1. pendidikan keimanan
a. iman menurut al-Ghozali
Menurut al-Ghozali iman adalah menucapkan dengan lidah mengakui benarnya dengan hati dan mengamalkan dengan anggota. Pengertian iman disini meliputi tiga aspek. Pertama ucapan lidah atau mulut karena lidah adalah penerjemah dari hati, tetapi bayi yang baru lahir mengakui adanya Allah dengan pengakuan jiwa bukan pengakuan dengan lidah. Kedua, kebenaran hati, dengan cara iktikat dan taqlid bagi orang awam atau manusia pada umumnya, dan secara kasaf (membuka ijab hati) bagi orang khowas. Ketiga amal perbuatan yang dihitung dari sebagian iman, karena melengkapi dan menyempurnakan iman. Jadi bertambah maupun berkurangnya iman seseorang tergantung pada amal perbuatan.
Kemudian al-Ghozali menerangkan mengenai keimanan secara luas dan mendalam dengan berpangkal pada kalimat sahadad dan mengemukakan dalil-dalil al-Qur’an, al Hadits dan dalil akal. Jadi jelas bahwasannya prinsip-prinsip keimanan harus didasarkan kepada shahadatain. Kalimat sahadad tersebut tidak akan berguna dan berhasil apabila tidak benar-benar meliputi isi dan pokok-pokok yang terkandung didalamnya.
b. Pendidikan keimanan bagi anak-anak.
Al-Ghozali menganjurkan tentang azaz pendidikan keimanan agar diberikan kepada anak sejak dini, yakni mengenai tentang penjelasan akidah sebaiknya dilakukan pada anak-anak diawal pertumbuhannya. Supaya untuk dihapalkan dengan baik. Dengan adanya menghapal lalu memahami kemudian beriktikat, mempercayai dan membenarkan dan yang berhasil pada anak-anak tanpa memerlukan bukti. Disini sudah jelas bahwa pendidikan keimanan tertutama tauhid harus diutamakan, karena akan hadir secara sempurna didalam jiwa anak perasaan ketuhanan yang berperan sebagai fundamen dalam berbagai aspek kehidupannya. Akidah tauhid yang tertanam kokoh didalam jiwa anak akan mewarnai kehidupannya sehari-hari karena terpengaruh oleh suatu pengakuan tentang adanya kekuatan yang mengasai, yakni Allah yang maha esa sehingga timbul rasa takut berbuat kecuali yang baik-baik dan semakin matang perasaan ketuhannya semakin baik pula perilakunya. Kemudian Al-Ghozali memandang bahwa keyakinan yang berdasarkan taklid semata-mata mengandung kelemahan. Dalam artian mungkin hilang apabila lawan datang. Oleh sebab itu harus diteguhkan dalam jiwa anak-anak dan orang awam sehingga imannya menjadi kuat dan tidak tergoyahkan lagi.
2. Pendidikan akhlak
Didalam kehdupan Al-Ghozali juga sangat memperhatikan pendidikan akhlak, usahanya tidak pernah berhenti untuk mengarahkan kehidupan manusia berakhlak dan bermoral. Hamper seluruh hidupnya ia curahkan untuk kampanye yang bertema gerakan akhlak. Sebelum anak dapat berpikir secara logis dan memahami hal-hal yang sbstrak serta belum bisa membedakan mana yang baik dan mana yang buruk maka contoh-contoh, pembiasaan-pembiasaan mempunyai peranan yang sangat penting dalam membina pribadi anak karena masa kanak-kanal adalah masa yang paling baik untuk menanamkan dasar-dasar pendidikan khlak.
Adapun mengenai materi pendidikan, al_Ghozali berpendapat bahwa al-Qur’an merupakan ilmu pengetahuan. Daslam ini ia membagi ilmu 2 macam.1. ilmu syariayah (semua ilmu yang berasal dari nabi. 2. ilmu ghoiru syar’iyah ( ilmu yang berasal dari ijtihad ulama atau intlektual mukmin).
Al-Ghozali mengemukakan mendidik anak dengan memberi contoh, latihan dan pembiasaan. Kemudian nasihat dan anjurran sebagai alat pendidikan dalam rangka membina kepribadian anak sesuai dengan ajaran islam. Sebagian dari pandangan Al-Ghozali tentang pendidikan akhlak anak sebagai berikut:
a. kesopanan dan kesederhanaan
Ia sangat menganjurkan kesopanan dan kesederhanaan dalam hal makan, berpakaian dan tidur.

b. Kesopanan dan kedisiplinan
Ia lebih mengutamakan kedisiplinan anak untuk menghindarkan perbuatan yang tidak pantas dipandang umum dan membiasakan anak untuk berbuat hal-hal yang sesuai dengan norma masyarakat yang berlaku.
c. Pembinaan dan latihan bagi anak untuk menjauhkan perbuatan yang tercela.
d. Latihan beribadah dan mempelajari syariat agama islam.
Al-Ghozali berpendapat jika anak mencapai umur 7 sampai 10 tahun anak tersebut sudah dinamakan tamyis, maka janganlah mereka dibiarkan untuk meninggalkan bersuci secara agama apalagi sampai meninggalkan sholat.
3. Pendidikan Aqliyah
1. Akal menurut pandangan Al-Ghozali
Akal adalah merupakan sumber ilmul pengetahuan, teknologi, dan kebudayaan. Akal dapat dipergunakan untuk menemukan dan menciptakan alat-alat yang berguna baginya untuk menghadapi masalah-masalah yang dialami dalam kehidupannya. Menurut Al-Ghozali pengertian akal dibedakan menjadi 4 tingkat. Yaitu :
a. akal adalah suatu sifat yang membedakan manusia dari binatang. Akal mampu menerima dari segala macam ilmu pengetahuan yang nadhariyah.
b. Hakikat akal adalah ilmu pengetahuan yang tumbuh pada anak usia tamyiz
c. Hakikat akal adalah ilmu pengetahuan yang diperloleh dari pengalaman dengan berlangsungnya dari berbagai keadaan
d. Hakikat akal adalah puncak kegiatan gazirah ( semanagat) untuk mengetahui akibat dari semua parsoalan dan mencegah bahwa nafsu yang mengajak pada kesenagnan seketika dan mengendalikan shahwat seketika.
2. Pendidikan akliah bagi anak didik
Menurut pandangan Al-Ghozali pendidikan akliyah harus lebih diutamakan, denagan satu alas an bahwa ilmu itu lebih mulia dari pada ibadah, akan tetapi ibadah merupakan buah dari ilmu. Ilmu tidak berfaidah jika tidak menghasilkan ibadah, dua duanya harus adsa akan tetapi ilmu muncul lebih dahulu disbanding dengan ibadah.. sehingga akal pikiran terjadi tidak akan cerdas dan berguna selama akal pikiran manusia tidak diperkenalkan, dipergunakan dan bahkan ditantang dengan berbagai macam ilmu pengetahuan.
4. Pendidikan sosial
1. konsep social menururt Al-Ghozali
Secara sosiologis manusia adalah makhluk sosial, zon politicon-homo socios. Mereka tidak dapat hidup sendiri dan terpisah dari manusia lainnya. Manusia senantiasa hidup dalam kelompok-kelompok yang saling menguntungkan, baik kelompok kecil maupun kelompok besar. Pada masa 9 abad yang lampau Al-Ghozali menerapkan dasar-dasar konsep sosial ekonomi dan budaya dan kemudian dikembangkan oleh para sarjana modern berbagai macam aliran. Konsep yang dikemukakannya adalah manusia harus bersama orang lain terutama untuk mencari pergaulan dan akhirnya berkesinambungan secara maju dan berkembang luas sehingga memerlukan nilai dan norma masarakat untuk menyesuaikan diri dalam lingkungannya.
2. pendidikan sosial bagi anak didik
Kecenderungan manusia untuk bergaul dapat diamati sejak kecil. Anak didik sangat memerlukan pertolongan orang-orang yang lebih dewasa untuk memenuhi segala kebutuhannya, mereka tidak ingin hidup dalam kesepian dan mereka sangat membutuhkan teman, perhatian dalam keluarganya. Dalam hal tersebut Al-Ghozali memberikan petunjuk kepada orang tua dan para pendidik pada umumnya agar anak-anak dalam pergaulan dan kehidupannya mempunyai sifat-sifat yang mulia sehingga ia dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
5. pendidikan jasmaniah
1. Konsep jasmani menurut Al-Ghozali
Al-Ghozali menempatkan aspek jasmaniah pada tingkat ketiga dari tingkat-tingkat kebahagiaan manusia beliau berpendapat: keutamaan-keutamaan jasmaniah terdiri dari 4 macam: kesehatan jasmani, kekuatan jasmani, keindahan jasmani dan panjang umur. Aspek jasmani juga merupakan dasar pokok untuk memperoleh kemajian dan kebahagiaan dalam kehidupan manusia. Hubungan anatara jasmani dan rohani manusia saling memberi pengaruh timbale baik yaitu hal-hal yang berpengaruh pada jiwa akan berpengaruh pada jasmani, demikian pula sebaliknya



2. pendiidikan jasmaniah bagi anak didik
Pendidikan jasmaniah bagi anak maupun orang dewasa sangatlah penting karena bertujuan untuk mengadakan keselarasan antara jiwa dan raga dan antara rohani dan jasmani. Menurut Al-Ghozali pendidikan jasmani diterapkan menjadi 5 bagian.
1. kesehatan dan kebersihan
2. membisakan makan yang baik sekedar mencukupi kebutuhan badan dan menguatkan.
Dengan demikian pendidikan jasmani harus memperhatikan makanan dan minuman yakni tidak boleh berlebihan dan tidak boleh kekurangan karena keduanya tidak baik bagi kesehatan. Disamping itu ia juga menganjurkan untuk membiasakan makan dan minum dari bahan yang diperolehnya dengan halal dan menghindari dari bahan-bahan yang subhat apalagi yang haram.


ANALISA
Dari pembahasan di atas dapat di ambil analisa bahwa Al-Ghozali mempunyai pemikiran dan pandangan yang luas mengenai aspek-aspek pendidikan.ia tidak hanya memperhatikan aspek-aspek keimanan dan ahlak saja,akan tetapi juga sangat memperhatikan aspek-aspek sosial dan jasmaniah, ia mempunyai konsep bahwa kehidupan sosial sangat penting bagi kehidupanmanusia ,begitu juga dengan pendidikan jasmani,orang yang sehat jasmaninya akan sehat pula jiwanya .di samping itu ia sangat mengutamakan pendidikan bagi anak-anak,karena dalam jiwa anak masih di kategorikan suci dan mudah untuk menerima pelajaran.


KESIMPULAN
Dari uraian diatas dapat disimpulkan dengan sangat jelas bahwa prinsip-prinsip keimanan harus didasarkan pada shahadatain yaitu shahadat tauhid dan shahadad rosul. Kalimat shahadad tersebut tidak akan berguna dan berhasil apabila tidak benar-benar meliputi isi pokok-pokok yang terkandung didalamnya. Sedangkan mengenai pendidikan aqliyah Al-Ghozali sangat menghormati akal pikiran manusia dan menempatkan ilmu pengetahuan pada tempat yang lebih mulia. Oleh sebab itu ia lebih mendahulukan ilmu pengetahuan dari pada ibadah.















DAFTAR PUSTAKA

1. Ikhsan, Hamdani. H. Drs. Dan Ikhsan Fuad, H. Ahmad Drs. Filsafat Perndidikan Islam.CV. Pustaka Setia, Bandung. 1998
2. Al-Rosidin Dr.M.A dan Samsul Nizar, Dr. H.M.A. PT. Ciputat Press, Jakarta 2002
3. Zainudin, Seluk beluk Pendidikan Al-Ghozali. Bumi Aksara, Jakarta 1991

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

masukkan komentar anda